01. 3. Jayakarta (1527-1619)
Bangsa Portugis
merupakan Bangsa Eropa pertama yang datang
ke Jakarta. Pada abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda meminta bantuan
Portugis yang ada di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda
Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang
akan memisahkan diri dari Kerajaan
Sunda.
Upaya permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di
Malaka tersebut diabadikan oleh orang Sunda
dalam cerita pantun seloka Mundinglaya Dikusumah, dimana
Surawisesa diselokakan dengan nama gelarnya yaitu Mundinglaya.
Namun sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana,
Cirebon yang
dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut.
Orang Sunda
menyebut peristiwa ini tragedi, karena penyerangan tersebut
membungi hanguskan kota pelabuhan tersebut dan membunuh banyak
rakyat Sunda disana termasuk syahbandar pelabuhan. Penetapan hari jadi Jakarta
tanggal 22 Juni oleh Sudiro, walikota Jakarta, pada tahun 1956 adalah
berdasarkan tragedi pendudukan pelabuhan Sunda Kalapa oleh Fatahillah pada tahun 1527.
Fatahillah mengganti nama kota tersebut
menjadi Jayakarta yang berarti "kota
kemenangan".
Selanjutnya Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon, menyerahkan
pemerintahan di Jayakarta kepada putranya yaitu Maulana Hasanuddin dari
Banten yang menjadi sultan di Kesultanan Banten.